#wisatareligi
”Ziarah ke makam Mbah Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban”
Halo, Sahabat inspirasi! Siapa di antara kamu yang suka berwisata? Bagi kamu yang menyukai wisata atau travelling, tentu mengunjungi tempat-tempat yang indah nan eksotis sudah sering dilakukan. Tempat-tempat yang menyejukkan mata dan membuat jiwa kita merasa happy dan fresh dengan keindahannya, sering membuat takjub.
Namun ada banyak pilihan wisata yang bisa kita kunjungi selain wisata alam, salah satunya yaitu wisata religi. Wisata religi adalah wisata yang bertujuan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita.
Nah, sekarang saya akan menunjukkan salah satu tempat wisata religi yang ada di Dusun Rejo Slamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Wisata ini merupakan sebuah makam ulama yang bernama Mbah Sayyid Sulaiman. Biasanya, pengunjung mendatangi makam Mbah Sayyid Sulaiman ini untuk berziarah.
Siapakah Mbah Sayyid Sulaiman?
Mbah Sayyid Sulaiman adalah salah satu tokoh agama yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur. Ia lahir dan dibesarkan di Cirebon, Jawa Barat.
Mbah Sayyid Sulaiman Basyaiban
Ia merupakan putra dari Abdurrahman (seorang Sayyid keturunan Rasulullah yang bergelar Basyaiban) yang berdarah Yaman. Ibunya bernama Syarifah Khadijah, putri dari Sultan Maulana Hasanuddin atau cucu dari Raden Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), yang juga keturunan Rasulullah Saw, dengan jalur nasab sampai Sayyid Abdul Malik Azmatkhan.
Mbah Sayyid Sulaiman mempunyai dua adik yaitu Sayyid Abdurrahim (terkenal dengan sebutan Mbah Arif Segoropuro Pasuruan), dan Sayyid Abdul Karim.
Mbah Sayyid Sulaiman menikah dengan putri Mbah Sholeh Semendi yang kedua. Sedangkan adiknya, Mbah Abdurrahim, mempersunting putri Mbah Sholeh yang pertama. Mbah Sholeh Semendi adalah guru sekaligus paman Mbah Sayyid Sulaiman dari jalur ibunya.
Mbah Sayyid Sulaiman wafat di kampung Betek, Mojoagung, Jombang. Sedangkan Mbah Abdurrahim wafat di Segoropuro, Pasuruan. Dan adik keduanya, Mbah Abdul Karim, wafat di Surabaya dan dimakamkan di komplek pemakaman Sunan Ampel.
Sekilas Kisah Mbah Sayyid Sulaiman
Mbah Sayyid Sulaiman mewarisi leluhurnya dalam ketekunan berdakwah menyebarkan agama islam terutama di Jawa. Beliau terkenal dengan kesaktiannya, sehingga membuat Raja dari Mataram ingin membuktikan kesaktiannya.
Suatu ketika beliau diundang ke keraton pada pernikahan putri bungsu Raja. Untuk memeriahkan pernikahan tersebut, Raja meminta Sayyid memperagakan pertunjukan yang tak pernah diperagakan sebelumnya.
“Sulaiman, Anda ini orang sakti. Kalau benar-benar sakti, saya minta tolong buatkan pertunjukan yang tidak umum, yang belum pernah disaksikan oleh orang-orang sini,” pinta Raja Mataram kepada Sayyid Sulaiman.
Mendengar permintaan Raja, Sayyid meminta pada Raja untuk meletakkan bambu di alas meja, sembari berpesan untuk ditunggu. Lalu Sayyid Sulaiman pergi ke arah timur. Masyarakat keraton menunggu kedatangan Sayyid begitu lama, namun Sayyid tak kunjung datang.
Raja Mataram hilang kesabaran. la marah dan membanting bambu di alas meja itu hingga hancur berkeping-keping. Keajaiban pun terjadi, kepingan-kepingan bambu itu menjelma menjadi hewan yang bermacam-macam. Raja Mataram tersentak melihat keajaiban itu, barulah ia mengakui kesaktian Sayyid Sulaiman.
Pada cerita lain, Pernah suatu ketika Mbah Sayyid Sulaiman belajar kepada Sunan Ampel. Pada suatu malam, ketika murid-murid Sunan Ampel sedang tertidur pulas, tiba-tiba ada dua kilatan sinar menerpa dua orang murid Sunan Ampel yang sedang tidur. Sinar itu berwarna kuning keemasan.
Sunan Ampel yang saat itu belum tidur, menghampiri tempat jatuhnya sinar tadi. Namun karena keadaannya gelap, beliau tidak dapat melihat dengan jelas wajah kedua santri yang diterpa sinar keemasan itu. Lalu beliau memutuskan untuk mengikat sarung kedua santri itu. Selesai shalat subuh, Sunan Ampel bertanya kepada para santrinya, “Siapa yang sarungnya tadi malam terikat?”
Mbah Sayyid Sulaiman dan Mbah Abdurrahim mengacungkan tangan.
Lalu beliau berkata:
“Mulai sekarang, santriku jangan panggil Sulaiman, jangan panggil Abdurrahim tok, tapi panggillah Mas Sulaiman dan Mas Abdurrahim!”
Panggilan ini merupakan cikal-bakal sebutan “Mas” (semacam “Gus”) oleh santri untuk memanggil keturunan para Masyayikh.
Riwayat belajarnya Mbah Sayyid Sulaiman kepada Sunan Ampel ini masih disangsikan karena ada selisih tahun yang jauh antara masa hidup Sunan Ampel dan Mbah Sayyid Sulaiman. Sunan Ampel hidup pada 1401-1481 M (abad 14 M), sedangkan Mbah Sayyid Sulaiman diperkirakan hidup pada abad 17 M. Kemungkinan besar, Mbah Sayyid Sulaiman belajar di Ampel tidak pada Sunan Ampel sendiri, tetapi pada generasi penerus beliau.
Menurut Riwayat, Mbah Sayyid Sulaiman adalah pendiri Pondok Pesantren Sidogiri. Konon, Mbah Sayyid Sulaiman berjuang untuk membabat Sidogiri atas titah Sunan Giri. Ia bekerja keras menebang pohon-pohon Sidogiri yang masih berwujud rimba dan sangat angker. Ia juga harus bertarung melawan bangsa Jin, dimana Sidogiri pada saat itu masih menjadi sarang makhluk halus dan markas bangsa Jin.
Namun sangat disayangkan, beliau wafat saat melakukan perjalanan ke Jombang, sebelum perjuangannya membabat Sidogiri berhasil dengan sempurna. Setelah wafat, tidak ditemukan data kuat, siapa yang melanjutkan perjuangan Mbah Sayyid Sulaiman dalam membabat Sidogiri. Jejak sejarahnya hilang dan baru tercatat sejak periode Kiai Aminullah.
Makam Mbah Sayyid Sulaiman Ramai dikunjungi Peziarah
Makam Mbah Sayyid Sulaiman ini cukup ramai dikunjungi peziarah. Tidak hanya peziarah dari wilayah atau daerah sekitar Jawa Timur saja, tetapi ada juga yang dari luar Jawa Timur seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya.
Umumnya, peziarah mencapai puncaknya pada hari Kamis atau malam Jum’at Legi. Karena Sebagian orang mempercayai bahwa malam Jum’at Legi adalah hari yang paling baik untuk berziarah dan berdo’a di makam, untuk mendapatkan barokah dari Mbah Sayyid Sulaiman.
Sebelum masuk ke area makam, tersedia area parkir yang sangat luas untuk menampung kendaraan-kendaraan para peziarah, baik bus, mobil, motor dan kendaraan lainnya. Setelah memasuki area parkir, pengunjung akan menemui para penjual kue, jajanan, dan makanan lainnya yang berjejer-jejer di samping jalan ketika hendak memasuki area makam.
Para pengunjung atau peziarah tak perlu khawatir untuk berziarah ke makam Mbah Sayyid, karena di sekitar komplek makam, sudah dibangun Musholla berukukuran agak besar yang dilengkapi dengan kamar mandi yang membuat pengunjung leluasa untuk berwudlu dan sholat.
Di area makam Mbah Sayyid sendiri juga sudah dibangun tempat yang cukup luas bagi peziarah yang datang, baik sendiri ataupun rombongan, sehingga peziarah dapat berdo’a dengan nyaman dan khusu’.
Bagi kamu yang menyukai wisata religi atau ingin menentramkan jiwa spiritual kamu melalui ziarah ke makam para Aulia, makam Mbah Sayyid Sulaiman cukup bagus dan recommended untuk dikunjungi.
Sumber referensi lain:
Wisata Ziarah dan Tawassul di Makam Mbah Sayyid Sulaiman Jombang | Lokasi Ziarah › LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman
Mbah Sayid Sulaiman, Tokoh Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa | Radar Jombang (jawapos.com)
Biografi Sayyid Sulaiman Betek Mojoagung Jombang Terlengkap | IAI An Nur Lampung (an-nur.ac.id)
Sayyid Sulaiman Mojoagung | Mistikus Cinta (mistikus-sufi.blogspot.com)
.