Sabtu, 27 Mei 2023

Kirab Pemilu Kabupaten Pasuruan Digelar di Kecamatan Lekok Bersama Komunitas Nelayan

Kirab Pemilu Kabupaten Pasuruan Digelar di Kecamatan Lekok Bersama Komunitas Nelayan

"Panitia Penyelenggara Pemilu Mensosialisasikan Tahapan Kegiatan Pemilu dengan Membagikan Lembaran Brosur dan Barcode, sekaligus Berkomunikasi Langsung dengan Para Nelayan"
Suyatmin, Divisi Parmas KPU Kabupaten Pasuruan, sedang Memberikan Himbauan kepada Para Nelayan
Pesta demokrasi Pemilu 2024 sejatinya masih akan dilaksanakan sembilan bulan lagi. Namun untuk persiapan kegiatan 5 tahunan itu, sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu. Salah satu agendanya yaitu menggelar Kirab Pemilu 2024 untuk mensosialisasikan tahapan pemilu kepada masyarakat.

Jum’at, 26 Mei 2023 kegiatan Kirab Pemilu 2024 digelar di Kecamatan Lekok bersama Komunitas Nelayan. Untuk memeriahkan kirab, KPU Kabupaten Pasuruan mengajak PPK, PPS dan Sekretariat Kecamatan Nguling, Lekok dan Rejoso untuk berpartisipsi dalam pelaksanaan kirab. Adapun Rute Kirab yaitu Kantor KPU Pasuruan-Pasar Monas-Pelabuhan Lekok-Masjid Jami’-Pertigaan Ngopak-Alun-alun Bangil-dan Kantor KPU.
Peserta Kirab Pemilu 2024
Arak-arakan mobil kirab yang membawa bendera Merah Putih, logo Pataka KPU dan 18 bendera partai politik peserta pemilu disambut antusias oleh masyarakat di sepanjang jalan. Banyaknya atribut-atribut pemilu yang dibawa dan digunakan peserta kirab mengundang perhatian masyarakat untuk menyaksikan kirab.

Peserta kirab yang merupakan panitia penyelenggara pemilu, melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat di empat titik yaitu Pasar Monas,  Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Masjid Jami’, dan Pertigaan Ngopak.
Panitia Penyelenggara Pemilu Bersosialisasi di Pasar Monas
Suasana di Pasar Monas cukup ramai oleh pengunjung, sehingga sosialisasi yang dilakukan cukup tepat sasaran. Panitia tampak sangat leluasa ketika memberikan penjelasan. Panitia mensosialisasikan tahapan kegiatan pemilu dan memperkenalkan partai-partai peserta pemilu dengan membagikan lembaran brosur. 
Panitia Memberikan Contoh Penggunaan Barcode
Selain brosur, panitia juga membagikan lembaran barcode yang bisa digunakan untuk mengecek DPT online. Masyarakat bisa men-scan-nya untuk memastikan apakah dirinya sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum pada Pemilu Tahun 2024 mendatang.
Stand Cek DPT Online
Kegiatan sosialisasi pagi kemarin cukup semarak. Mereka juga membuat ‘Stand Cek DPT Online’ di depan pintu masuk Pasar Monas. Beberapa pengunjung terlihat antusias untuk belajar bagaimana caranya untuk mengecek DPT online.
Pelabuhan Lekok
Selesai bersosialisasi di Pasar Monas, Panitia menuju TPI untuk bertatap muka langsung dengan para nelayan. Acara yang mengusung tema “Kirab Pemilu 2024 Kabupaten Pasuruan, Sosialisi Bersama Komunitas Nelayan Kecamatan Lekok” ini dihadiri oleh Komisioner KPU Zainul Faizin dan Suyatmin, beserta Staf KPU Kabupaten Pasuruan. Komisioner KPU disambut hangat oleh Sekretaris Camat Lekok, Agus Najih.

Dalam sambutannya, Zainul Faizin menyampaikan bahwa dalam proses pelaksanaan tahapan pemilu hendaknya menjaga ketertiban dan keamanan, “Pelaksanaan tahapan pemilu berjalan dengan tertib dan aman. Hendaknya ini tetap dijaga sampai 2024 nanti,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Agus Najih selaku pejabat daerah juga memberikan sambutan dan himbauan kepada semua yang hadir terutama para nelayan, untuk mengabaikan ajakan-ajakan yang tidak mencerminkan demokrasi. 
“Sampaikan kepada masyarakat, sekarang ini di media masa, di TikTok segala macam, ada orang-orang tertentu yang menghendaki tidak adanya pemilihan DPR. Serasa sama dengan merusak kedaulatan Negara, merusak kedaulatan demokrasi. Indonesia membentuk negara seperti ini tidak sembarangan, kalau ada orang yang mengajak seperti itu jangan dihiraukan,” katanya agak geram.

Beliau juga menyentil PPK dan PPS dengan memberikan kritikan agar mereka paham dan mampu memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. 
"Saya harapkan kepada penyelenggara negara baik itu PPK maupun PPS, kuasai aturan-aturan yang terkait dengan pemilu. Sehingga ketika ditanya itu dasarnya tahu, sehingga tidak usah membuka google lagi. Apalagi menyangkut jumlah hak pilih, itu harus tahu.” Imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Suyatmin, selaku Divisi Parmas KPU Kabupaten Pasuruan mengajak kita untuk bersama-sama mensukseskan Pemilu 2024. Dan semuanya harus siap. 
“KPUnya sebagai penyelenggara harus siap, partai politiknya harus siap, pemilihnya juga harus siap. Karena kalau pemilihnya tidak siap, nanti repot, bisa-bisa tidak tahu, dan tidak datang ke TPS atau salah coblos.” Himbaunya.

Di penghujung acara, Suyatmin memberikan hadiah kepada Para Nelayan yang hadir dengan menjawab beberapa pertanyaan yang telah diajukan.

Diketahui, estafet Kirab Pemilu 2024 sudah diluncurkan pada tanggal 14 Februari 2023 oleh KPU RI dimulai dari Kalimantan Utara, kemudian Kalimantan Timur, dan Surabaya. Kirab sudah berlangsung di Surabaya selama 7 hari. Lalu di serahkan ke Kabupaten Probolinggo, dan sekarang sedang berlangsung di Kabupaten Pasuruan. 

Kirab Pemilu di Kecamatan Lekok ini merupakan bagian dari serangkaian kirab di Kabupaten Pasuruan yang berlangsung mulai 23-29 Maret 2023. Dari Pasuruan, estafet Kirab Pemilu 2024 akan diteruskan ke Kabupaten Malang.

Jumat, 09 Desember 2022

 Profil Bharada E, Saksi Justice Collabolator dalam Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua

Profil Bharada E, Saksi Justice Collabolator dalam Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua

Majelis Hakim PN Jakarta Selatan telah menetapkan Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Chandrawati, Ricky Rijal, Kuat Ma’ruf dan Richard Eliezer sebagai terdakwa atas kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat (Brigadir J).

Dari kelima terdakwa tersebut, Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau yang lebih dikenal dengan Bharada E, kini menjadi terdakwa sekaligus saksi justice collabulator (JC) atas meninggalnya teman seprofesinya, Birigadir J. Keberanian Bharada E menjadi JC telah membuka kotak pandora terungkapnya kasus pembunuhan ajudan Kadiv Propam non aktif, Irjen Pol Ferdy Sambo tersebut.

Sosok Bharada E sebagai polisi golongan 1 atau Tamtama dengan pangkat terendah (Bharada) sedang menjadi sorotan karena dianggap berani dan jujur dalam memberikan keterangan atas kasus yang menjerat rekan dan atasannya, Irjen Pol Ferdy Sambo. Banyak yang penasaran seperti apa kehidupan seorang Bharada Richard Eliezer.

Keluarga

Bharada E lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 14 Mei 1998, beragama Kristen. Bharada E merupakan anak kedua dari pasangan Sunandag Junus Lumiu dan Rynecke Alma Pudihang. Ayahnya berprofesi sebagai seorang sopir dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang aktif di kegiatan sosial.
Bharada E sering membantu ayahnya angkat-angkat barang di perusahaan tempat ayahnya bekerja. Ia juga sempat bekerja di beberapa tempat sebelum akhirnya menjadi seorang polisi.

Jika dilihat dari foto-foto di akun Instagram @r.lumiu, Bharada E memiliki hobi panjat tebing dan bergabung dengan kelompok pecinta alam, Rasamala, di kampung halamannya.

Pendidikan

Sewaktu SMA, Bharada E dinilai sebagai anak yang pintar. Ini bisa dilihat dari nilai KKM yang di atas teman-temannya.
“Nilainya bagus dan kebetulan saya kasih niali dia cukup tinggi bahkan bisa sampai 95. Untuk KKM termasuk anak yang pintar, makanya nilai itu agak di atas dari teman-temannya,” ujar Novi Nikson, guru SMA Bharada E (agn, 2022, Terungkap Tujuan Bharada Eliezer Menjadi Polisi (insertlive.com), 9 Desember 2022).

Berasal dari keluarga sederhana, Bharada E tidak melanjutkan pendidikan sarjana lantaran ingin membantu ekonomi keluarga. Ia merupakan seorang anak yang berbakti dan selalu membantu orang tua. 

Ketika mengetahui ada pendaftaran untuk menjadi anggota polisi, ia meminta restu kepada keluarganya untuk memberikan dukungan kepada dirinya untuk menjadi seorang polisi.

“Jadi dia cuma minta kita orang tuanya untuk kasih support ke Bharada E masuk ke polisi. Dia punya keinginan besar masuk polisi,” tutur paman Eliezer, Roycke Freddy Pudihang.

Karir

Perjalanan Bharada E menjadi anggota polisi tidak diraih dengan mudah. Tercatat sebanyak empat kali berturut-turut ia mengikuti seleksi hingga dinyatakan lolos. Hal itu diungkap akun TikTok @torangdengicad pada 12 September 2022.

Dalam video itu memperlihatkan bahwa pada tahun 2016, Bharada E mengikuti tes Bintara TNI AL namun gagal. Ia tidak sempat mengikuti tes masuk polisi karena masih baru lulus SMA. Baru pada tahun 2017, ia mengikuti tes Bintara Polri namun hasilnya juga gagal. Tidak merasa putus asa dan pantang menyerah, pada tahun 2018 Bharada E kembali ikut tes seleksi Bintara Polri namun hasilnya masih sama. Dengan tekat yang bulat dan kemauan yang kuat, pada tahun 2019, Bharada E mengikuti tes seleksi Tamtama Polri dan dinyatakan lulus.
Setelah lulus Tamtama Polri di Polda Sulawesi Utara, ia dikirim ke Pusat Pendidikan Brimob di Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur. Dari Watukosek langsung ditempatkan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Kemudian Bharada E mulailah dikirim ke Papua sebagai anggota Brimob Nusantara, kurang lebih selama tiga bulan. Pada tahun 2020, setelah menyelesaikan tugasnya di Papua, Bharada E kembali bertugas di Mako Brimob. Selanjutnya, Bharada E kembali di-BKO-kan sebagai anggota Satgas Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah.

BKO adalah kepanjangan dari “Bawah Kendali Operasi”, Istilah ini biasanya digunakan dalam militer dan kepolisian. BKO merupakan tugas utama dalam korps Brimob, yaitu anggota Brimob yang dikirim ke luar kota untuk mengamankan wilayah yang mengalami konflik atau bencana.

Bharada E merupakan salah satu anggota Brimob yang cukup berprestasi. Ia adalah seorang penembak kelas satu di Resimen Pelopor dan instruktur Teknik Penyelamatan pada medan vertikal atau curam (vertical rescue).

Pada akhir November 2021, Bharada E ditarik menjadi ajudan (driver) Irjen Pol Ferdy Sambo. Saat itu, Bharada E baru genap dua tahun menjadi seorang polisi.

Setelah tujuh bulan menjadi ajudan Ferdy Sambo, Bharada E mengalami dan terlibat langsung pembunuhan terhadap rekannya, Brigadir Joshua Hutabarat. Sampai saat ini kasusnya masih dalam proses persidangan di PN Jakarta Selatan.

Asmara

Bharada E banyak mendapatkan dukungan dan perhatian dari masyarakat terutama ibu-ibu. Ia kini dielu-elukan oleh banyak kaum hawa. Tak banyak diberitakan oleh media, ternyata Bharada E di kabarkan sudah bertunangan dengan seorang gadis yang bernama Lili, yang saat ini bekerja di Jakarta.

“Waktu itu ada tunangannya di Jakarta, kan kerja juga, jadi saya tanya tunangannya, ada masalah apa sebenarnya,” ungkap Ibu Rynecke di sela-sela wawancara di acara Rosi Eksklusif, 1 Desember 2022.



Referensi :









Kamis, 17 November 2022

Desa Wisata Pentingsari dijadikan Percontohan oleh Desa Randuati

Desa Wisata Pentingsari dijadikan Percontohan oleh Desa Randuati

"Study tiru pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Randuati ke Desa Wisata Pentingsari"
Desa Wisata Pentingsari
Beberapa waktu lalu (4/9/2022), Kepala Desa beserta Perangkat Desa Randuati melakukan kunjungan dan study tiru ke Desa Wisata Pentingsari, Sleman Yogyakarta. Desa Randuati terletak di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Suriyah, selaku Kepala Desa Randuati memilih Desa Pentingsari sebagai desa percontohan dalam membangun dan mengembangkan Desa Randuati ke depannya.
Rombongan Warga Desa Randuati 
Kenapa Desa Pentingsari? Secara geografis, memang Desa Randuati memiliki letak yang berbeda dengan Desa Pentingsari. Desa Randuati terletak di daerah pesisir pantai utara, sedang Desa Pentingsari terletak di daerah pegunungan lereng Gunung Merapi. Namun ada sisi persamaan dari keduanya yaitu memiliki lahan pekarangan dan persawahan yang dijadikan sebagai mata pencaharian penduduknya serta memiliki budaya dan kearifan lokal yang melekat.

Belajar dari Desa Pentingsari

Jika dilihat dari jaraknya, Desa Randuati dan Desa Pentingsari memiliki rentang jarak yang sangat jauh yaitu kurang lebih 335 km. Namun itu bukanlah suatu halangan bagi Desa Randuati untuk belajar kepada Desa Pentingsari, yang telah berhasil menjadi desa wisata dan mendapat banyak penghargaan.
Stakeholder Desa Pentingsari sedang Memberikan Pemaparan Tentang Desa Wisata kepada Warga Desa Randuati di Pendopo Desa Pentingsari
Suriyah beserta rombongan sampai di Pendopo Desa Pentingsari pukul 11.00 WIB. Mereka disambut oleh beberapa stakeholder Desa Pentingsari. Dalam pertemuan kedua desa tersebut, Perwakilan Desa Pentingsari menceritakan bagaimana perjalanan Desa Pentingsari dalam merintis dari desa kecil yang minim dari segi ekonomi menjadi desa wisata yang sukses seperti sekarang.

Awalnya, Desa Pentingsari termasuk desa miskin dengan tingkat ekonomi masyarakatnya yang relatif rendah. Kondisi geografisnya pun terpencil karena kurangnya akses terhadap wilayah-wilayah di sekitarnya. Memiliki lahan pekarangan, perkebunan, dan persawahan yang kurang subur.

Berangkat dari keterbatasan tersebut, masyarakat Desa Pentingsari mempunyai mimpi dan harapan akan adanya perbaikan dalam kehidupan mereka baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya dengan tetap mempertahankan tradisi, kearifan lokal dan budaya masyarakat.

Awal tahun 2008, masyarakat Desa Pentingsari mulai membangun mimpi mereka dengan mengusung konsep desa wisata. Walaupun dalam kondisi serba keterbatasan, mereka bahu membahu membangun desa wisata dengan menggali dan mengeksplor potensi yang dimilikinya. Mereka mengajak semua warga desa untuk berpartisipasi.

Jika dilihat dari destinasi wisata, Desa Pentingsari belum memiliki tempat wisata yang seindah tempat-tempat wisata yang ada di Yogyakarta. Justru inilah yang menjadi keunikan tersendiri bagi Desa Wisata Pentingsari. Memiliki konsep yang agak berbeda dari tempat wisata lain, yaitu menawarkan kegiatan wisata pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi dengan alam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, wirausaha, kehidupan sosial budaya, aneka seni tradisi dan kearifan lokal.

Berwisata ke Desa Pentingsari tidak hanya menjadi penikmat dan konsumen wisata. Tetapi kita juga bisa ikut beraktivitas dan merasakan pengalaman berinteraksi langsung dengan alam seperti belajar bajak sawah, tanam padi, tangkap ikan, bola lumpur, susur sungai, outbond, camping, dan lain-lain. Kita juga bisa belajar seni budaya seperti belajar gamelan, menari, membatik, wayang suket, kenduri dan masih banyak lagi lainnya.

Bagaimana warga Desa Pentingsari mempromosikan wisata desanya?

Setelah menggali potensi dan mengetahui apa yang dimilikinya, mereka mulai menawarkan kepada masyarakat di luar wilayah desa pentingsari, seperti menyebarkan brosur ke sekolah-sekolah dan di pinggir jalan. Untuk memaksimalkan promosinya, mereka juga mengundang influencer untuk mereview wisata Pentingsari dan memposting kegiatan-kegiatan mereka di website.

Menurut Pandu, salah seorang pegiat wisata Desa Pentingsari, untuk mempromosikan wisata, biasanya mereka mengikuti lomba-lomba yang ada di balai kota dan kementrian.

“Sekarang untuk mempromosikan desa itu lebih enak, karena dari kementrian sendiri sudah banyak akun-akun yang bisa digunakan untuk mempromosikan wisata kita,” ujarnya.

Pandu menambahkan, bahwasannya di desa pentingsari sendiri mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan pada tahun 2019. Sebab akses informasi berkembang begitu cepat dan semakin mudah.

Berkat kegigihan dan Kerjasama masyarakatnya, Desa Pentingsari sering meraih penghargaan dalam waktu 5 tahun terakhir. Mulai dari Penghargaan Pejuang Ekonomi Kerakyatan dari Bupati Sleman Yogyakarta (Mei 2016), Juri Apresiasi Usaha Masyarakat di Bidang Pariwisata/Homestay dan Community Base Tourism (CBT) Indonesia di Kementerian Pariwisata RI (2016-2018), Green Bronze Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA) Benefit Economic Catagory di Kementerian Pariwisata RI (September 2017), Juara II Festival Desa Wisata Kabupaten Sleman Yogyakarta Kategori Mandiri (2018), dan Green Destiantion Award Top 100 – Netherland (September 2019).

Keindahan Alam Desa Pentingsari

Desa Pentingsari memiliki keindahan alam pedesaan yang masih sangat alami dan sebagian wilayahnya dikelilingi oleh lembah. Di sebelah timur terdapat lembah yang curam yaitu Kali Pawon, sebelah selatan terdapat lembah yang berupa Goa Ledok/Ponteng dan Gondoran, sebelah barat terdapat lembah yang curam yaitu Kali Kuning, dan sebelah utara merupakan dataran yang bisa terhubung langsung sampai ke pelataran gunung Merapi.
Pancuran Sendang Sari (Foto: Pesona Indonesia/www.youtube.com)
Salah satu wisata yang tidak boleh terlewatkan jika Anda berwisata ke Desa Pentingsari, yaitu berkunjung ke Pancuran Suci Sendang Sari. Pancuran ini dipercayai sebagai tempat bertemunya Dewi Nawang Wulan dan Joko Tarup oleh masyarakat setempat. Dengan minum air atau cuci muka di pancuran ini, maka dipercayai bisa menyembuhkan penyakit dan bisa membuat awet muda.

Setiap daerah pasti memiliki potensinya masing-masing, tergantung kemauan kita untuk menggali dan memberdayakannya. Salah satu bukti nyata yaitu Desa Wisata Pentingsari. Desa kecil yang tampak tidak memiliki keindahan alam yang eksotis dan fantastis, akan tetapi karena warganya pandai memanfaatkan potensi dan peluang, maka terciptalah desa wisata yang memiliki banyak keindahan alam dan kekayaan budaya lokal yang bisa menarik para wisatawan.

Kunjungan ini menjadi pembelajaran yang berharga untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa Randuati. Banyak ilmu dan insigt baru yang diperoleh tentang bagaimana mengelola sebuah desa wisata. Adanya kesadaran dan kerjasama seluruh masyarakat desa dalam mencapai tujuan dan cita-cita bersama, merupakan kunci dari keberhasilan desa wisata.





















Kamis, 29 September 2022

Berkunjung ke Pameran “Nostalgia Srimulat” Surabaya

Berkunjung ke Pameran “Nostalgia Srimulat” Surabaya

Saya sedang mengamati koleksi yang dipamerkan dalam pameran Nostalgia Srimulat di ruang bawah tanah Alun-Alun Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (25/9/2022).
Sahabat inspirasi, hari Minggu kemarin saya mengunjungi pameran “Nostalgia Srimulat” di Basement Alun-alun Kota Surabaya. Pameran yang berlangsung pada tanggal 22 sampai 30 September 2022 ini, dibuka mulai pukul 09.00 WIB-21.00 WIB.

Saya sebenarnya bukan penggemar atau pecinta grup pelawak legendaris Srimulat ini, akan tetapi mengetahui nama besar grup pelawak ini. Walaupun bukan fans mereka, saya tertarik untuk mengetahui apa saja yang ada di pameran tersebut. Setidaknya, saya bisa mengetahui karya-karya mereka yang sangat popular dan legendaris pada masanya.

Srimulat merupakan kelompok pelawak legendaris di Indonesia yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo, dan istrinya Raden Ayu Srimulat pada tahun 1950-an. Dalam pameran ini, mengusung konsep berpacu dalam komedi dan melodi, untuk mengingatkan masa kejayaan Srimulat di Kota Surabaya sejak tahun 1961.

Pameran ini menyuguhkan beberapa bagian pendukung pertunjukan Srimulat, seperti naskah drama, majalah, poster, komik, kostum, aksesoris, alat-alat musik, kumpulan kaset drama, radio, hingga dokumentasi foto dan video pementasan.
Saya berfoto di antara wayang-wayang golek yang bewajah personel Srimulat
Kabarnya, pameran digelar oleh Pemerintah Kota Surabaya bersama Srimulat dan bekerja sama dengan Museum Gubuk Wayang Mojokerto. Pantas saja, saya melihat deretan wayang golek yang menampilkan wajah personel-personel Srimulat. Tampilan wayang golek ini begitu unik dan lucu yang menambah kemeriahan pameran.

Cukup banyak pengunjung yang datang ke pameran ini. Mereka menyusuri gerai demi gerai, dengan sesekali membaca tulisan yang ada dan melihat detailnya. Tak hanya melihat-lihat, selfie dan berfoto ria sudah menjadi trend masyarakat zaman sekarang. Berfoto dengan latar belakang dari pameran ini merupakan sebuah kenang-kenangan atau sesuatu yang bisa dibagikan di sosial media.

Tak jauh berbeda dengan pengunjung yang lain, saya juga mengabadikan kunjungan saya dengan berfoto ria di beberapa spot yang saya anggap bagus dan menarik. Spot yang paling saya sukai adalah berfoto diantara wayang-wayang golek berwajah personel-personel Srimulat.

Pameran Nostalgia Srimulat ini cukup menggugah dan meningkatkan rasa seni pengunjung baik pekerja seni ataupun penyuka seni. Lantas, apa yang bisa diambil dari kunjungan saya ke pameran Nostalgia Srimulat ini?

Setelah saya melihat hampir semua peninggalan grup legendaris ini, begitu banyak karya-karya yang sudah mereka hasilkan dan ini sangat mengagumkan. Dalam dunia seni, karya adalah hal penting bagi seorang seniman karena seniman itu dilihat dari hasil karyanya bukan gayanya. Karya mereka menginspirasi saya untuk bisa menghasilkan karya walaupun di bidang yang berbeda.

















Kamis, 22 September 2022

Wisata Religi, Ziarah ke Makam Mbah Sayyid Sulaiman Mojoagung Jombang

Wisata Religi, Ziarah ke Makam Mbah Sayyid Sulaiman Mojoagung Jombang

#wisatareligi
”Ziarah ke makam Mbah Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban”
Area Makam Mbah Sayyid Sulaiman
Halo, Sahabat inspirasi! Siapa di antara kamu yang suka berwisata? Bagi kamu yang menyukai wisata atau travelling, tentu mengunjungi tempat-tempat yang indah nan eksotis sudah sering dilakukan. Tempat-tempat yang menyejukkan mata dan membuat jiwa kita merasa happy dan fresh dengan keindahannya, sering membuat takjub. 

Namun ada banyak pilihan wisata yang bisa kita kunjungi selain wisata alam, salah satunya yaitu wisata religi. Wisata religi adalah wisata yang bertujuan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita.
Lorong yang menghubungkan Musholla dan Makam Mbah Sayyid Sulaiman
Nah, sekarang saya akan menunjukkan salah satu tempat wisata religi yang ada di Dusun Rejo Slamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Wisata ini merupakan sebuah makam ulama yang bernama Mbah Sayyid Sulaiman. Biasanya, pengunjung mendatangi makam Mbah Sayyid Sulaiman ini untuk berziarah.

Siapakah Mbah Sayyid Sulaiman?

Mbah Sayyid Sulaiman adalah salah satu tokoh agama yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur. Ia lahir dan dibesarkan di Cirebon, Jawa Barat.
 Mbah Sayyid Sulaiman Basyaiban
Ia merupakan putra dari Abdurrahman (seorang Sayyid keturunan Rasulullah yang bergelar Basyaiban) yang berdarah Yaman. Ibunya bernama Syarifah Khadijah, putri dari Sultan Maulana Hasanuddin atau cucu dari Raden Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), yang juga keturunan Rasulullah Saw, dengan jalur nasab sampai Sayyid Abdul Malik Azmatkhan.

Mbah Sayyid Sulaiman mempunyai dua adik yaitu Sayyid Abdurrahim (terkenal dengan sebutan Mbah Arif Segoropuro Pasuruan), dan Sayyid Abdul Karim.

Mbah Sayyid Sulaiman menikah dengan putri Mbah Sholeh Semendi yang kedua. Sedangkan adiknya, Mbah Abdurrahim, mempersunting putri Mbah Sholeh yang pertama. Mbah Sholeh Semendi adalah guru sekaligus paman Mbah Sayyid Sulaiman dari jalur ibunya.

Mbah Sayyid Sulaiman wafat di kampung Betek, Mojoagung, Jombang. Sedangkan Mbah Abdurrahim wafat di Segoropuro, Pasuruan. Dan adik keduanya, Mbah Abdul Karim, wafat di Surabaya dan dimakamkan di komplek pemakaman Sunan Ampel.

Sekilas Kisah Mbah Sayyid Sulaiman

Mbah Sayyid Sulaiman mewarisi leluhurnya dalam ketekunan berdakwah menyebarkan agama islam terutama di Jawa. Beliau terkenal dengan kesaktiannya, sehingga membuat Raja dari Mataram ingin membuktikan kesaktiannya.

Suatu ketika beliau diundang ke keraton pada pernikahan putri bungsu Raja. Untuk memeriahkan pernikahan tersebut, Raja meminta Sayyid memperagakan pertunjukan yang tak pernah diperagakan sebelumnya.

“Sulaiman, Anda ini orang sakti. Kalau benar-benar sakti, saya minta tolong buatkan pertunjukan yang tidak umum, yang belum pernah disaksikan oleh orang-orang sini,” pinta Raja Mataram kepada Sayyid Sulaiman.

Mendengar permintaan Raja, Sayyid meminta pada Raja untuk meletakkan bambu di alas meja, sembari berpesan untuk ditunggu. Lalu Sayyid Sulaiman pergi ke arah timur. Masyarakat keraton menunggu kedatangan Sayyid begitu lama, namun Sayyid tak kunjung datang.

Raja Mataram hilang kesabaran. la marah dan membanting bambu di alas meja itu hingga hancur berkeping-keping. Keajaiban pun terjadi, kepingan-kepingan bambu itu menjelma menjadi hewan yang bermacam-macam. Raja Mataram tersentak melihat keajaiban itu, barulah ia mengakui kesaktian Sayyid Sulaiman.

Pada cerita lain, Pernah suatu ketika Mbah Sayyid Sulaiman belajar kepada Sunan Ampel. Pada suatu malam, ketika murid-murid Sunan Ampel sedang tertidur pulas, tiba-tiba ada dua kilatan sinar menerpa dua orang murid Sunan Ampel yang sedang tidur. Sinar itu berwarna kuning keemasan.

Sunan Ampel yang saat itu belum tidur, menghampiri tempat jatuhnya sinar tadi. Namun karena keadaannya gelap, beliau tidak dapat melihat dengan jelas wajah kedua santri yang diterpa sinar keemasan itu. Lalu beliau memutuskan untuk mengikat sarung kedua santri itu. Selesai shalat subuh, Sunan Ampel bertanya kepada para santrinya, “Siapa yang sarungnya tadi malam terikat?”

Mbah Sayyid Sulaiman dan Mbah Abdurrahim mengacungkan tangan.

Lalu beliau berkata:
“Mulai sekarang, santriku jangan panggil Sulaiman, jangan panggil Abdurrahim tok, tapi panggillah Mas Sulaiman dan Mas Abdurrahim!”

Panggilan ini merupakan cikal-bakal sebutan “Mas” (semacam “Gus”) oleh santri untuk memanggil keturunan para Masyayikh.

Riwayat belajarnya Mbah Sayyid Sulaiman kepada Sunan Ampel ini masih disangsikan karena ada selisih tahun yang jauh antara masa hidup Sunan Ampel dan Mbah Sayyid Sulaiman. Sunan Ampel hidup pada 1401-1481 M (abad 14 M), sedangkan Mbah Sayyid Sulaiman diperkirakan hidup pada abad 17 M. Kemungkinan besar, Mbah Sayyid Sulaiman belajar di Ampel tidak pada Sunan Ampel sendiri, tetapi pada generasi penerus beliau.

Menurut Riwayat, Mbah Sayyid Sulaiman adalah pendiri Pondok Pesantren Sidogiri. Konon, Mbah Sayyid Sulaiman berjuang untuk membabat Sidogiri atas titah Sunan Giri. Ia bekerja keras menebang pohon-pohon Sidogiri yang masih berwujud rimba dan sangat angker. Ia juga harus bertarung melawan bangsa Jin, dimana Sidogiri pada saat itu masih menjadi sarang makhluk halus dan markas bangsa Jin.

Namun sangat disayangkan, beliau wafat saat melakukan perjalanan ke Jombang, sebelum perjuangannya membabat Sidogiri berhasil dengan sempurna. Setelah wafat, tidak ditemukan data kuat, siapa yang melanjutkan perjuangan Mbah Sayyid Sulaiman dalam membabat Sidogiri. Jejak sejarahnya hilang dan baru tercatat sejak periode Kiai Aminullah.

Makam Mbah Sayyid Sulaiman Ramai dikunjungi Peziarah

Makam Mbah Sayyid Sulaiman ini cukup ramai dikunjungi peziarah. Tidak hanya peziarah dari wilayah atau daerah sekitar Jawa Timur saja, tetapi ada juga yang dari luar Jawa Timur seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya.
Area Parkir di Komplek Makam Mbah Sayyid Sulaiman
Umumnya, peziarah mencapai puncaknya pada hari Kamis atau malam Jum’at Legi. Karena Sebagian orang mempercayai bahwa malam Jum’at Legi adalah hari yang paling baik untuk berziarah dan berdo’a di makam, untuk mendapatkan barokah dari Mbah Sayyid Sulaiman.

Sebelum masuk ke area makam, tersedia area parkir yang sangat luas untuk menampung kendaraan-kendaraan para peziarah, baik bus, mobil, motor dan kendaraan lainnya. Setelah memasuki area parkir, pengunjung akan menemui para penjual kue, jajanan, dan makanan lainnya yang berjejer-jejer di samping jalan ketika hendak memasuki area makam.
Musholla di Komplek Makam Mbah Sayyid Sulaiman
Para pengunjung atau peziarah tak perlu khawatir untuk berziarah ke makam Mbah Sayyid, karena di sekitar komplek makam, sudah dibangun Musholla berukukuran agak besar yang dilengkapi dengan kamar mandi yang membuat pengunjung leluasa untuk berwudlu dan sholat.

Di area makam Mbah Sayyid sendiri juga sudah dibangun tempat yang cukup luas bagi peziarah yang datang, baik sendiri ataupun rombongan, sehingga peziarah dapat berdo’a dengan nyaman dan khusu’.

Bagi kamu yang menyukai wisata religi atau ingin menentramkan jiwa spiritual kamu melalui ziarah ke makam para Aulia, makam Mbah Sayyid Sulaiman cukup bagus dan recommended untuk dikunjungi.



Sumber referensi lain:
Wisata Ziarah dan Tawassul di Makam Mbah Sayyid Sulaiman Jombang | Lokasi Ziarah › LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman
Mbah Sayid Sulaiman, Tokoh Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa | Radar Jombang (jawapos.com)
Biografi Sayyid Sulaiman Betek Mojoagung Jombang Terlengkap | IAI An Nur Lampung (an-nur.ac.id)
Sayyid Sulaiman Mojoagung | Mistikus Cinta (mistikus-sufi.blogspot.com)

.









Minggu, 07 Agustus 2022

7 Fenomena Citayam Fashion Week (CFW)

7 Fenomena Citayam Fashion Week (CFW)

"Citayam Fashion Week menjadi fenomena fashion yang mendobrak budaya fashion sebelumnya"
Citayam Fashion Week
Maraknya media sosial dan akses informasi yang semakin mudah, membuat banyak terjadinya pergeseran dan perubahan gaya hidup masyarakat, terutama anak muda. Kegiatan berkumpul bersama teman di café atau tempat tertentu yang biasa disebut dengan ‘nongkrong’ menjadi tren anak muda masa kini. Mereka biasanya berkumpul, berdiskusi, bercanda, ngobrol, sambil bersantai dengan gadjet yang tidak lepas dari tangan mereka.

Membuat konten di media sosial merupakan salah satu aktivitas yang banyak dilakukan anak muda zaman sekarang. Mereka berlomba-lomba untuk menghasilkan konten yang bagus dan viral. Konten viral memiliki manfaat misal, menambah follower, mendapatkan endorse, menjadi terkenal dan menghasilkan uang.

Seperti yang ramai diperbincangkan beberapa pekan terakhir, yaitu Citayam Fashion Week (CFW). Tren CFW ini berawal dari anak-anak muda yang berasal dari daerah di sekitaran Jakarta: Citayam, Bojong Gede, dan Depok. Mereka mengahabiskan waktu untuk membuat konten di Kawasan Dukuh Atas Sudirman dan berhasil membuat konten viral di Tik Tok. Sekarang, kawasan ini dikenal dengan sebutan SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok).

Di sana mereka mengekspresikan diri dengan memakai outfit fashionable dan berjalan di zebra cross layaknya model profesional. Tidak butuh waktu lama, dengan sendirinya secara organik terbentuklah suatu kelompok dan gerakan yang kini dikenal dengan Citayam Fashion Week. Seiring berjalannya waktu, banyak fenomena-fenomena yang bermunculan dari CFW ini, diantaranya:

1. Tampil Fashionable Tidak Harus Mahal

Pandangan banyak orang mengenai fashion cenderung melihat sebagai sesuatu yang mahal. Harus memakai pakaian karya designer ternama, menggunakan material kain yang bagus, design baju yang stylish, dimana setiap detailnya mengandung makna dan filosofi tertentu, dan modelnya pun tampak sempurna secara fisik.

Menariknya, semua itu tidak berlaku untuk Citayam Fashion Week. Tren CFW mendobrak pemikiran dan budaya yang ada selama ini. Untuk bisa berekspresi dan tampil fashionable, tidak harus mahal. Outfit yang dipakai merupakan style apa adanya sesuai kemampuan budget yang mereka miliki.

Dari beberapa konten yang mereka bagikan di media sosial, umumnya outfit yang mereka pakai tergolong murah. Harga outfit yang mereka pakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki berkisar antara puluhan sampai ratusan ribu rupiah saja. Karena yang lebih dibutuhkan dalam dunia seni adalah kreatifitas.

2. Lahir dari Masyarakat Menengah ke Bawah

Adanya CFW terbentuk secara organik dari anak-anak muda yang suka hangout di sekitar Sudirman. Mereka menghabiskan waktu menikmati keindahan Jakarta yang semakin ramah terhadap pengguna jalan. Bangunan-bangunan sarana publik yang semakin bagus, menarik pengunjung untuk datang ke sana.

Dilihat dari jebolan figur CFW seperti Bonge, Jeje, Roy dan Kurma, mereka berasal dari keluarga kalangan menengah ke bawah atau anak-anak yang putus sekolah. Seperti yang sudah diberitakan di beberapa media, Bonge putus sekolah ketika kelas 3 SD karena ayahnya meninggal dunia sehingga tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Sedangkan Jeje baru lulus SMP dan kabur dari rumahnya. Roy juga bernasib sama seperti Jeje, lulusan SMP. Begitu juga dengan Kurma, ia putus sekolah karena keterbatasan biaya padahal sebenarnya ia bercita-cita menjadi seorang dokter.

Putus sekolah tidak menghentikan mereka untuk berkreasi dan mengekspresikan diri. Mereka menyadari bahwa sekolah bukanlah jalan satu-satunya untuk meraih kesuksesan. Terbukanya akses informasi dapat memudahkan banyak orang untuk mencapai kesuksesan sesuai versinya.

3. Fashion Show di Zebra Cross

Seperti yang kita tahu brand fashion seperti Paris Fashion Week atau Jakarta Fashion Week biasanya digelar di mall dan hotel mewah. Sangat berbeda dengan Citayam Fashion Week yang menggelar fashion show di zebra cross. Mereka melakukan fashion show dengan menghentikan para pengguna jalan yang melintasi zebra cross.

Menggunakan zebra cross untuk tempat fashion memang bukan pada tempatnya. Tetapi ini terjadi secara spontanitas ketika melewati zerbra cross, yang akhirnya diikuti oleh banyak orang. Semakin hari animo masyarakat semakin tinggi untuk datang dan mencoba bagaimana rasanya fashion show di sini.

Aksi ini juga memiliki dampak negatif, yaitu menyebabkan terjadinya kemacetan di Dukuh Atas Sudirman dan banyak sampah yang berserakan. Tidak heran jika beberapa waktu lalu Cinta Laura bersama ‘Pasukan Biru’ melakukan gerakan membersihkan sampah di tempat CFW. Cinta mengungkapkan bahwa ini untuk memberikan contoh kepada masyarakat supaya membuang sampah pada tempatnya.

“Kita harap dari aksi yang kita lakukan hari ini kita bisa memberikan example yang baik buat temen-temen. Mau fashionable, mau melakukan Citayam Fahion Week gak apa-apa, tapi bukan berarti merusak lingkungan,” ujar Cinta Laura, yang dikutip dari akun Instagramnya.

4. Banjir Tawaran Beasiswa

Setelah viral dan menjadi pemberitaaan di media massa baik nasional maupun internasional, CFW mendapat perhatian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf, menawarkan beasiswa pendidikan kepada Roy dengan harapan Roy bisa mengembangkan potensinya dan bisa menggerakkan ekonomi kreatif terutama di bidang fashion. Namun Roy Citayam menolak beasiswa tersebut. Roy beralasan lebih baik mencari uang untuk membantu orang tuanya.

“Saya gak mau, lebih baik cari duit buat membantu orang tua. Takutnya kalau dikasih beasiswa males-malesan sekolahnya, malah mengecewakan.” Ujar Roy yang dikutip dari acara Pagi-Pagi Ambyar Trans TV (14/7/22).

Tidak hanya Kemenparekraf, Gubernur Jawa Barat juga ikut memberikan apresiasi terhadap maraknya CFW ini. Sebagai Gubernur Jawa Barat yang membawahi daerah Citayam, Bojong Gede, dan Depok, Ridwan Kamil akan membiayai sekolah Bonge yang sempat terputus dan juga akan merenovasi rumahnya.

Ridwan Kamil menyampaikan bahwa sekolah itu penting, dengan sekolah kamu bisa mempengaruhi banyak orang, “sekolah itu nanti membuat kamu bisa jadi pemimpin bonge. Kamu sekarang gak sekolah aja bisa mempengruhi ribuan orang. Bayangkan kalau kamu pinter, kamu sekolah, kamu bisa mempengaruhi jutaan orang. Fashion kamu itu kalau dengan kamu sekolah, bisa mengintervensi Singapur, Malaysia suatu hari nanti. Jadi gunakan sekolah itu justru untuk mempermudah cita-cita kamu, ya.” Ujarnya kepada Bonge, dikutip dari acara Demokrasi tvOneNews (26/7/2022).

5. Sejumlah Artis dan pejabat ikuti Citayam Fashion Week

Paula Verhoeven, Jessica Iskandar, Gisella Anastasia dan 
Krisdayanti catwalk di Citayam Fashion Week 
Fenomena Citayam Fashion Week menarik perhatian banyak kalangan mulai dari Pejabat pemerintah, para artis hingga selebgram. Beberapa artis ibu kota yang turun gunung untuk ikut meramaikan CFW diantaranya: Krisdayanti, Paula Verhoeven, Baim Wong, Zaskia Sungkar, Kiky Safitri, Rina Nose, Jessica Iskandar, Gisella Anastasia, Chika Jessica, Athalla Naufal,Teuku Ryan, Afdhal Yusman, Dinar Candy, dan lain-lain.
Ridwan Kamil dan Anis Baswedan beserta kolega catwalk di Sudirman
Beberapa pejabat pemerintah pun ikut meramaikan CFW ini. Gubernur Jakarta, Anis Baswedan beserta koleganya yang dari luar negeri tampak berjalan atau fashion show di zebra cross yang sekarang dikenal dengan SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok). Setelah Gubernur Jakarta, Gubernur Jawa Barat pun turut datang ke SCBD dan melewati zebra cross yang sedang ramai jadi perbincangan itu.

6. Menginspirasi Kota-Kota lain

Viralnya CFW ini menginspirasi anak-anak muda di kota-kota besar lainnya di Indonesia, untuk melakukan hal yang sama dengan sedikit konsep yang berbeda. Alhasil, muncullah fashion week-fashion week baru seperti:
1). Bandung (Braga Fashion Week)
2). Surabaya (Jalan Tunjungan)
3). Yogyakarta (Malioboro Fashion Week)
4). Malang (Kayutangan Street Style)
5). Medan (Medan Fashion Week)
6). Semarang (Semarang Fashion Week)
7). Madiun (Madiun Fashion Week)
8). Sukabumi (bertempat di Cibadak)

7. Pro Kontra Hak Kekayaan Intelelektual (HAKI)

Tren CFW bisa menjadi brand yang bisa tumbuh dan berkembang lebih baik ke depannya. Ini menarik PT Tiger Wong untuk mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) CFW ke Kemenkumham. Baim Wong sebagai pemilik perusahaan tersebut menyebut bahwa dirinya mendaftarkan CFW ini berawal dari istrinya yang mengerti tentang fashion dan menganggap CFW ini adalah sebuah achievement dimana fashion itu gak harus mahal dan supaya CFW menjadi ajang yang legal.

"Kenapa saya tergerak? Berawal semua ini karena istri saya. Karena dia mengerti dunia fashion, dan dia melihat Citayam Fashion Week ini adalah gerakan di mana orang-orang yang sudah mempedulikan fashion. Dan ternyata di Indonesia, fashion itu nggak harus mahal, dan mereka bangga memakainya. Kebanggaan itu adalah achievement yang penting dan itu harus dibudayakan," ungkapnya.

Baim menambahkan bahwa visinya mendaftarkan CFW ini supaya CFW menjadi ajang yang legal, "Citayam Fashion Week ini bukan milik saya. Ini milik mereka semua, ini milik Indonesia. Saya hanyalah orang yang punya visi menjadikan Citayam Fashion Week sebagai ajang untuk membuat tren ini menjadi wadah yang legal dan nggak musiman. Dan yang paling penting bisa memajukan fashion Indonesia di mata dunia," ujar Baim Wong melalui Instagram pribadinya, Senin (25/7/2022).

Selain PT Tiger Wong, PT Indigo Aditya Nugroho juga mendaftarkan HAKI CFW ke Kemenkumham. Pasalnya, pihak Indigo mengaku mendaftarkan merek ini atas dasar kekhawatiran bahwa merek CFW akan kehilangan identitas dan orisinalitas acara, dimana konten-kontennya dibuat oleh creator lokal.

Setelah pendaftaran kedua perusahaan itu bergulir dan informasinya tersebar luas di masyarakat, akhirnya menimbulkan pro dan kontra. Buntut dari pendaftaran CFW ini Gubernur Jawa barat turut memberikan komentar dan masukan melalui akun instagramnya.

”Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah Gerakan organik akar rumput yang tumbuhkembangnya harus natural dan organik pula. Jika pun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya. Oleh mereka bukan Anda.”

Dari berbagai fenomena Citayam Fashion Week, baik dari segi kebersihan, pendidikan, kemacetan, dan Hak Kekayaan Intelektual, CFW sudah mulai di tertibkan pelaksanaannya. Kalau sebelumnya, acaranya diadakan di zebra cross Dukuh Atas, Jakarta Pusat, sekarang sudah berpindah di trotoar depan Mall Kuningan City.

































Senin, 18 Juli 2022

 Film “Inang” dari Indonesia Tayang Perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival 2022

Film “Inang” dari Indonesia Tayang Perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival 2022

“Film Inang salah satu film yang terpilih dan bersaing dengan film-film dari negara-negara lain”
Poster Film Inang (Foto: Dok. IDN Pictures)
Sungguh hal yang sangat membanggakan, IDN Pictures melakukan world premiere Film Inang di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN), Korea Selatan. Film yang beraliran thriller-horor besutan sutradara Fajar Nugros ini mendapat kesempatan untuk mengikuti kompetisi internasional Bucheon Choice Awards. Mewakili Indonesia, Film Inang merupakan salah satu dari sepuluh film yang terpilih dan bersaing dengan film-film dari negara lain seperti Jepang, Australia, Denmark, Spanyol, dan yang lainnya.

Pemutaran perdana (World Premiere) film Inang dilakukan dua kali di Bioskop CGV Sopung, pada tanggal 8 dan 13 Juli 2022. Dalam penayangan kedua, dihadiri oleh hampir seluruh pemain film, termasuk Naysilla Mirdad dan Lydia Kandou. Film ini juga mendapatkan respon yang baik dari penonton di Korea Selatan. Terbukti tiket Inang terjual habis sebelum pemutaran film dilakukan.

Sekilas tentang Film Inang

Film Inang ditulis oleh Deo Mahameru dan dibintangi oleh Naysilla Mirdad, Lydia Kandou, Dimas Anggara, Rukman Rosadi, Nungki Kusumastuti, Pritt Timothy, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Muzakki Ramdhan, David Nurbianto, dan Emil Kusumo. Dalam film ini, Naysilla Mirdad beradu acting dengan ibunya, Lydia Kandou.
Foto: Dok. IDN Pictures
Film Inang menceritakan tentang seorang perempuan yang melawan dan melindungi bayinya dari kekuatan jahat yang ingin mengambil alih hidupnya. Inang terinspirasi dari realita kehidupan di jawa yang dibalut dengan mitos Rebo Wekasan. Film ini ingin memberikan pelajaran mengenai perjuangan seorang perempuan, kasih sayang orang tua, dan mitos Rebo Wekasan.

Selain film “Inang”, IDN Pictures juga membawa “Horor Keliling” yang dipilih oleh Network of Asia Fantastic Film (NAFF) Project Market untuk mengikuti seleksi It Project Selection bersama 12 judul lain.

Tahun ini IDN Pictures melalui dua proyek terpilih yaitu Inang (The Womb) di kompetisi utama Bucheon Choice dan Horor Keliling (Cursed Circus: Sweet Vengeance’s of A tale Teller) melalui It Project Selection, diharapkan dapat menjadi awal pengenalan karya-karya berkualitas dari sineas Indonesia yang bisa sukses di kancah internasional. Sehingga memotivasi dan mendorong para sineas Tanah Air untuk semakin produktif dalam menghasilkan karya-karya berkualitas lainnya.

Apa itu Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN)?

BIFAN adalah festival film internasional yang diadakan setiap tahun pada bulan Juli di Bucheon, Korea Selatan. Sebelum tahun 2015, film tersebut dikenal sebagai Puchon International Fantastic Film Festival atau PiFan. Festival ini berfokus pada film horor, thriller, misteri, dan fantasi Korea Selatan dan internasional, dengan perhatian khusus pada sinema Asia dari Asia Timur dan Asia Tenggara.

Pada tahun 1997, Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) diresmikan di Bucheon, kota sastra kreatif UNESCO. Dengan motto “Stay Strange”, BIFAN berusaha menjadi festival film yang memberikan panggung dan dukungan bagi karya dan talenta non-mainstream yang memiliki potensi. Sudah banyak karya-karya sineas ternama seperti Peter Jackson, Darren Aronofsky, Guillermo del Toro, Jang Joonhwan, Christopher Nolan, dan Na Hongin yang telah diperkenalkan dan diputar melalui panggung BIFAN.

Menginjak tahun ke-26, BIFAN menjadi salah satu film internasional di Korsel yang sangat dihargai di masyarakat Korea dan asing. Bertema “Stay Strange", BIFAN secara khusus ingin menayangkan film dengan genre non konvensional, karya sineas yang tidak termasuk aliran mainstream. Pada tahun ini BIFAN menayangkan lebih dari 268 film dari 49 negara, termasuk Indonesia. Selama 11 hari film ditayangkan secara luring di bioskop CGV Sopung dan balai kota Bucheon serta daring melalui media https://www.wavve.com/.

Upacara pembukaan tahun ini diadakan secara luring di alun-alun Balai Kota Bucheon, setelah dua tahun sebelumnya dilakukan secara hybrid akibat pandemi COVID-19. KBRI Seoul turut mendukung serta memfasilitasi pelaku industri kreatif termasuk subsektor film untuk mengedepankan karya mereka guna menembus pasar Korsel yang potensial.

Apa kata mereka tentang Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN)?

Foto: Dok. IDN Pictures
Gandi Sulistiyanto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan saat menerima audiensi seluruh pendukung Film Inang, termasuk produser, sutradara dan pemain, menyampaikan bahwa penayangan Film Inang berskala internasional ini akan memberikan sinyal positif bagi industri perfilman Tanah Air.

“Penayangan perdana Film Inang berskala internasional di Festival Film Internasional Bucheon adalah sinyal positif bahwa industry perfilman Tanah Air terus produktif meski di masa pandemi. Hal ini tidak hanya membanggakan bagi insan perfilman di Tanah Air tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia khususnya diaspora Indonesia di Korea Selatan,” ujarnya.

“Melalui film ini kami di IDN Pictures mengangkat sebuah tema yang sarat akan kultur dan budaya Indonesia dengan unsur misteri yang menimbulkan banyak tanda tanya dan juga rasa penasaran. Kami di IDN Pictures selalu berkomitmen untuk membuat karya yang tidak hanya menghibur, tapi juga menghadirkan pengalaman hidup bagi yang menyaksikan. Film Inang merupakan contoh nyata dari komitmen tersebut. Tentu kami sangat bersyukur kesungguhan kami menggarap film Inang bisa mendapatkan apresiasi di BIFAN. Nantikan segera tanggal mainnya di Indonesia!” Diungkapkan Susanti Dewi, produser Film Inang.

“Ini menjadi salah satu momen berkesan dalam perjalanan karier saya. Proses pembuatan film “Inang” tentu tidaklah mudah. Namun dengan kerja keras dan dedikasi seluruh pihak yang terlibat, film ini pun berhasil mendapat apresiasi dari BIFAN, sebuah festival film tingkat internasional. Tidak hanya bagi saya pribadi dan tim IDN Pictures, semoga pencapaian ini juga dapat memberikan motivasi kepada sinesa-sineas Indonesia lainnya untuk terus berani berkarya karena sejatinya kita mampu dan kita siap untuk unjuk gigi di mata dunia”, diungkapkan Fajar Nugros, sutradara Film Inang.