"Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Cantik tidak selamanya menguntungkan. Tidak cantik, juga tidak selamanya musibah."
Gambar : Ilustrasi
Beauty privilege atau perlakuan istimewa bagi orang yang dianggap cantik sering dianggap sebagai masalah sepele dan wajar oleh banyak orang, karena merupakan sebuah takdir dari Allah SWT. Memang benar orang yang terlahir cantik itu takdir. Tetapi perlakuan berbeda berdasarkan standar kecantikan adalah bentuk dari ketidakadilan dan diskriminasi sosial.
Pada dasarnya semua manusia itu diciptakan di bumi memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah SWT kecuali orang yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا نَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : Hai manusia! Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
Tetapi, fenomena beauty privilege ini sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat, sehingga sulit untuk dihilangkan. Memang sebuah keberuntungan bagi orang yang memiliki Beauty privilege. Tetapi sebaliknya, bagi orang yang tidak memilikinya justru bisa dibilang musibah. Tidak jarang orang yang non beauty privilege mengalami kekerasan verbal seperti sering diacuhkan, tidak dianggap, dicuekin, direndahkan, dibuli dan dipandang sebelah mata oleh orang lain.
Dampak negatif dari beauty privilege ini bisa menyebabkan orang lain mengalami gangguan kesehatan mental, seperti merasa insecure atau tidak percaya diri, rendah diri, overthinking, stress, dan depresi. Jika kesehatan mentalnya sudah terganggu, maka akan berdampak pula pada kehidupan sosial lainnya. Nah, untuk mengatasi beauty privilege ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya:
1. Self-Love
Self-Love atau mencintai diri sendiri akhir-akhir ini telah menjadi trend di masyarakat dalam mengatasi kesehatan mental. Self-love ini mendorong diri Anda untuk menerima dan memperlakukan diri sendiri dengan baik. Penerimaan terhadap diri sendiri akan membuat hidup lebih tenang dan tentram.
Gambar : www.instagram.com/@rahmawatikekeyiputricantikka23
Self-love merupakan salah satu langkah yang tepat untuk mengatasi beauty privilege. Karena saat Anda mengalami diskriminasi, Anda tidak akan mudah terbawa emosi, marah, atau kecewa, tetapi menganggap yang terjadi adalah bagian dari hidup yang harus dihadapi dan diatasi. Ketika benteng pertahanan mental diri Anda sudah kokoh, maka Anda tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang akan merugikan diri Anda.
Dalam melawan beauty privilege ini, Anda bisa membentuk perasaan cinta pada diri sendiri dengan bersyukur dan percaya bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
2. Body Positivity
Body Positivity adalah bagian dari self-love, yang menanamkan sikap dan pola pikir positif terhadap tubuh Anda sendiri. Memahami dan menilai tubuh Anda secara positif sehingga Anda tahu bagaimana cara menghargai dan memperlakukan tubuh Anda sendiri. Walau mungkin orang lain di luar sana memandang tubuh Anda tidak lebih baik dari mereka, namun ketika Anda mampu menerima dan memahami bahwa fisik Anda itu ciptaan Tuhan, itu artinya Anda sudah memiliki pola pikir body positivity.
3. Tidak berharap kepada orang lain
Apapun yang terjadi pada diri Anda, sebenarnya berasal dari Anda sendiri. Ketika Anda kecewa dan marah terhadap perlakuan orang lain, itu karena Anda berharap kepada mereka. Contoh, ketika Anda melihat teman Anda yang memiliki beauty privilege mendapatkan hadiah dari teman yang lain, sedang Anda tidak, tentu Anda akan merasa sedih dan kecewa. Hal itu dikarenakan Anda berharap kepada orang lain. Namun jika Anda tidak peduli dan tidak mengaharapkan perlakuan yang sama, maka hal itu akan biasa saja dan tidak akan mengusik Anda sama sekali. Jadi, berhenti berharap kepada orang lain akan membantu diri Anda terhindar dari gangguan kesehatan mental.
4. Fokus pada value (nilai) diri
Semua orang memiliki value dalam dirinya. Tinggal dicari apa value yang Anda miliki. Cari value yang bisa meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mental Anda. Sebagaimana kita ketahui bahwa beauty privilege bukanlah segalanya. Masih banyak hal lain yang bisa dikembangkan untuk keberhasilan hidup Anda. Dalam hidup ini tidak semua orang sukses memiliki beauty privilege. Umumnya, orang sukses memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik serta kerja keras. Untuk mengimbangi adanya beauty privilege ini, hal-hal yang bisa Anda tingkatkan yaitu: attitude (sikap), iner beauty, kecerdasan, keterampilan, wawasan, kejujuran, kedisiplinan, dan kepribadian.
5. Mengembangkan potensi diri
Gambar : www.instagram.com/@maudyayunda
Setelah menemukan apa yang menjadi value atau kelebihan diri Anda, selanjutnya melatih dan mengasah potensi yang dimiliki supaya menjadi nilai plus dan bisa meningkatkan kualitas diri Anda. Jika Anda sudah memiliki potensi diri yang bisa dikembangkan, walaupun Anda tidak memiliki beauty privilege, Anda akan merasa lebih percaya diri. Contoh: walaupun tidak cantik tetapi pandai dibidang matematika, dapat dipastikan orang lain tidak akan memandang rendah Anda. Karena orang melihat ada kelebihan dalam diri Anda.
Intinya, Anda harus memiliki minimal satu hal yang bisa dikuasai atau dimiliki untuk dapat meningkatkan citra diri Anda agar tidak direndahkan oleh orang lain. Kelebihan yang Anda miliki, bisa digunakan untuk mengimbangi beauty privilege yang ada di lingkungan sosial Anda.
Kekurangan Beauty Privilege
Seperti yang kita ketahui, tidak ada makhluk hidup di dunia ini yang sempurna. Semua memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Orang cantik juga memiliki kekurangan. Sebaliknya, orang tidak cantik juga memiliki kelebihan.
Banyak orang berpandangan memiliki beauty privilege itu enak dan menguntungkan. Namun sebenarnya, orang yang memiliki beauty privilege juga tidak selamanya beruntung. Tidak jarang dari mereka dijauhi oleh teman-temannya. Ini disebabkan orang-orang disekitarnya merasa iri dan dengki kepadanya. Sehingga mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Selain itu, orang yang memilki beauty privilege dikhawatirkan menjadi ancaman bagi mereka, baik berupa ancaman mental maupun sosial.
Beauty privilege terkadang membuat orang terlena dengan kecantikannya, hingga ia lupa meng-upgrade potensi dirinya dan hanya mengandalkan penampilannya saja. Ketika kecantikannya hilang, privilege-nya pun juga akan hilang. Akhirnya ia tidak lagi mempunyai nilai dan kehilangan semuanya.
Orang cantik biasanya mudah mengalami pelecehan gender dan seksual. Pelecehan gender dapat berupa perilaku merendahkan, lelucon cabul, membahas payudara atau alat kelamin, humor tentang seks dan sejenisnya. Sedang pelecehan seksual dapat berupa meraba, menyentuh, hingga menyetubuhi korban dengan paksa. Ini menjadi ancaman tersendiri bagi orang yang cantik atau menarik. Sebab kecantikannya mudah mengundang orang untuk bertindak jahat kepadanya. Berbeda dengan orang yang tidak cantik, hal ini kecil kemungkinan terjadi.
Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa kecantikan tidak selamanya menguntungkan. Sebaliknya, tidak cantik juga tidak selamanya musibah. Baik cantik ataupun tidak, sebaiknya terus menambah pengetahuan dan meng-upgrade diri agar bisa bersaing di era globalisasi saat ini.